250 anak muda Komunitas Sant’Egidio dari 14 negara Eropa, selama 2 hari (12-13 Januari 2019) berkumpul di Roma dalam pertemuan yang bertajuk “Europeans for Peace”
Anak-anak muda yang menghadiri pertemuan ini adalah generasi Y, yakni mereka yang lahir antara tahun 1980-an dan 1990-an, yang telah mengalami mimpi Eropa yang berkembang dan munculnya teknologi internet dan menjamurnya sosial media, namun tak diingkari justru anak-anak muda saat ini menghadapi dunia yang terbagi-bagi. Pertanyaannya adalah bagaimana menawarkan alternatif di tengah globalisasi ketidakpedulian, di dunia yang kompetitif di mana ruang untuk solidaritas tampaknya semakin memudar.
Europeans for Peace mencoba menciptakan alternatif bagi anak muda Eropa supaya tidak larut dalam dunia ketidakpedulian, mengajak mereka hidup dalam globalisasi solidaritas yang positif, dengan membimbing hidup mereka untuk mengalami perjumpaan dengan orang miskin, mengedepankan solidaritas dalam kehidupan bahkan hingga usia dewasa.
Beberapa kesaksian bagaimana menghidupi dan membangun budaya perdamaian yang konkret diceritakan oleh teman-teman dari Ukraina dan Rusia, tentang persahabatan pribadi dengan orang miskin dan juga kisah peperangan, dan bagaimana usaha mengatasi permusuhan dalam doa dan dalam pertemuan. Kesaksian yang menyentuh juga disampaikan oleh mereka yang datang dari Suriah atau dari Afrika, yang saat ini berintegrasi dengan benua Eropa, dan ingin berbagi mimpi baru tentang Eropa yang tanpa tembok, yang diekspresikan dengan baik oleh Program Koridor Kemanusiaan.