Pesan Bernice King di Forum Kaum Muda: untuk dunia tanpa rasisme dan tanpa kekerasan #pontidipace2018

HAVE A DREAM: A WORLD WITHOUT RACISM & VIOLENCE

"Everyone who has heart full of grace and driven by love is great". "Keep Dreaming!".

Bernice King, putri bungsu dari Martin Luther King, yang terkenal dengan kata-katanya, “I have a dream”, menjadi salah satu pembicara dalam acara “Pertemuan Dialog dan Doa Perdamaian Komunitas Sant'Egidio” yang dilaksanakan di Bologna 14-16 Oktober 2018 kemarin.

Bernice memulai dengan sebuah refleksi bahwa tanpa kekerasan kita dapat memecahkan persoalan moral dan etika secara konkret.

Valentina, salah satu peserta pertemuan yang hadir bertanya tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi keadaan dunia yang telah memburuk serta persoalan rasisme yang mulai hadir kembali, dan juga kondisi dengan tidak ada yang memiliki keberanian untuk berbicara secara eksplisit agar tidak mengganggu situasi yang ada.

Bernice King menjawab, “kita harus selalu berkomitmen sebagai warga negara di negara-negara kita untuk memastikan bahwa hak-hak dan martabat manusia menemukan refleksi dalam kebijakan lembaga dan organisasi. Kita harus selalu waspada! Bernice juga mengatakan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan terkait permasalahan yang ada adalah dengan "mengumpulkan informasi", karena sebagian besar konflik adalah buah dari ketidaktahuan. Tetapi langkah fundamental lain adalah dialog dan negosiasi. Orang sering memberontak sebelum negosiasi.

Bernice juga tidak menyembunyikan dan mengungkapkan kelemahannya. "Setelah mereka membunuh ayah saya, saya benar-benar membenci orang kulit putih". Hal ini terjadi dalam waktu yang lama, hingga seorang seorang pria kulit putih memintanya untuk memeluknya. Dari cerita ini, Bernice berujar, "Dari pelukan itu saya mulai berubah dan mengerti bahwa orang tidak dapat dikategorikan ke dalam kelompok dan diatas semua itu saya mengerti bahwa mencoba membenci itu seperti meminum racun namun mengharapkan orang lain mati". Kebencian lebih berbahaya bagi mereka yang membenci.