Komunitas Sant’Egidio di Jakarta, tetap mengunjungi para sahabat yang tinggal di jalanan pada hari Jumat Agung. Mereka mempersiapkan makanan dengan memasak dan mendistribusikannya bersama-sama.
Kondisi para sahabat yang tinggal di jalanan tidak berubah. Mereka masih tidur di beberapa ruang kosong di depan bangunan tempat usaha atau di gerobak yang mereka miliki. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena pandemi sebenarnya belum berakhir dan mereka menjadi semakin rentan.
Sampai saat ini ada sekitar 15-20 relawan yang setia “turun” ke jalan dan berbagi. Momen ini juga dihayati oleh Komunitas Sant’Egidio sebagai waktu untuk berhenti di bawah Salib dan mendengar rintihan dunia pinggiran yang tak terlihat oleh banyak orang.