Sekitar 400 orang hadir di Katedral Jakarta pada hari Jumat, 20 Juli 2018, untuk merayakan ulang tahun ke-50 Sant'Egidio. Mereka terdiri para sahabat yang tinggal di jalan, mereka yang biasa hadir di rumah persahabatan (mensa) komunitas, para lansia, anak-anak sekolah damai dan keluarganya, para pengungsi dari Afrika (yang mulai terjalin persahabatan sejak Paskah), para donatur, relawan yang membantu Makan Siang Natal, perwakilan pemerintah daerah dan kelompok-kelompok muslim.
Liturgi dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta dan juga Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama dengan beberapa imam sahabat Komunitas sebagai konselebran. Dalam kotbahnya, Uskup Agung menyatakan rasa syukur Gereja dan masyarakat Indonesia atas kontribusi positif yang ditawarkan oleh kehidupan dan tindakan konkret Sant'Egidio. "Komunitas telah menerima panggilan tertentu, yang mendorongnya untuk melakukan hal-hal baru, selalu menjaga Firman Tuhan di tangannya, jadi dia berjalan selama 50 tahun, menjadi orang hebat. Ini mewujudkan kemungkinan minoritas untuk menjadi kreatif dan untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan yang telah membuka sejarah baru, menghormati martabat manusia, mencintai orang miskin dan menjadi sahabat mereka, dalam upaya untuk mencapai perdamaian abadi dengan cara-cara sederhana".
Pada akhir kotbahnya, Mgr.Suharyo berkata, "Untuk ini, kita semua harus menyadari pentingnya kehadiran Sant'Egidio dalam sejarah manusia dan dalam sejarah Indonesia".
Setelah liturgi, pesta dilanjutkan dengan pemutaran video perjalanan 50 tahun Komunitas dan kesaksian beberapa sahabat yang dilayani serta pemotongan tumpeng yang menjadi ciri khas pesta ucapan syukur dalam tradisi Indonesia.