Memorial of Saint Stanislaw, bishop of Krakow and martyr (+1079). He defended the poor, the dignity of men and women, and the freedom of the Gospel and the Church. Baca lebih lanjut
Memorial of Saint Stanislaw, bishop of Krakow and martyr (+1079). He defended the poor, the dignity of men and women, and the freedom of the Gospel and the Church.
Reading of the Word of God
Praise to you, o Lord, King of eternal glory
This is the Gospel of the poor,
liberation for the imprisoned,
sight for the blind,
freedom for the oppressed.
Praise to you, o Lord, King of eternal glory
Jeremiah 20,10-13
I heard so many disparaging me, 'Terror on every side! Denounce him! Let us denounce him!' All those who were on good terms with me watched for my downfall, 'Perhaps he will be seduced into error. Then we shall get the better of him and take our revenge!' But Yahweh is at my side like a mighty hero; my opponents will stumble, vanquished, confounded by their failure; everlasting, unforgettable disgrace will be theirs. Yahweh Sabaoth, you who test the upright, observer of motives and thoughts, I shall see your vengeance on them, for I have revealed my cause to you. Sing to Yahweh, praise Yahweh, for he has delivered the soul of one in need from the clutches of evil doers.
Praise to you, o Lord, King of eternal glory
The Son of Man came to serve,
whoever wants to be great
should become servant of all.
Praise to you, o Lord, King of eternal glory
This passage is taken from the last and most dramatic of the "confessions" of Jeremiah. It is a prayer written after the prophet has been flogged and locked up in a prison for the entire night. Jeremiah speaks of the conflict that has arisen between his prophetic mission and the opposition which it encounters. He finds himself misunderstood and completely abandoned; he sees around him only enemies. Even former friends spy on his downfall as if to rejoice in it. But, despite such hostility, Jeremiah does not let himself to be caught by discouragement; he strengthens his trust in the Lord: "But the Lord is with me like a dread warrior; therefore my persecutors will stumble, and they will not prevail." Difficulties do not lead him to withdraw into himself and brood with resentment and anger. If anything, his indignation at the Israelites' hardness of heart confirms Jeremiah in his ministry of prophecy. He knows that the Lord is by his side. From an Old Testament perspective, his prayer calls for revenge against his enemies; in an evangelical vision, this will become a prayer for forgiveness so that they may be touched by God's mercy and change their lives.
Doa merupakan jantung kehidupan Komunitas Sant'Egidio dan merupakan prioritas yang paling penting. Di penghujung hari, setiap Komunitas Sant'Egidio, besar maupun kecil, akan berkumpul di sekeliling Tuhan untuk mendengarkan sabda-Nya. Sesungguhnya Sabda Allah dan doa merupakan landasan seluruh kehidupan Komunitas. Para rasul tidak bisa tidak selain tetap di sekitar kaki Yesus, seperti yang dilakukan oleh Maria dari Bethani, untuk menerima kasih dan belajar cara-Nya (Fil. 2:5).
Sehingga setiap malam, ketika Komunitas kembali ke kaki Tuhan, Komunitas mengulangi kata-kata dari rasul tak bernama: "Tuhan ajarkanlah kami cara berdoa" Yesus, Sang Guru, terus menjawab: "Ketika kamu berdoa, katakanlah: Abba, Bapa". Hal itu bukanlah satu seruan sederhana. Dengan kata-kata ini, Yesus membiarkan para murid untuk berperan serta dalam hubungan mereka sendiri dengan Bapa. Oleh sebab itu, fakta bahwa sebagai anak-anak Bapa yang bertahta di surga, muncul sebelum kata-kata yang mungkin kita ucapkan. Jadi doa di atas segalanya merupakan cara untuk menjadi manusia. Ini untuk mengatakan bahwa kita anak-anak yang berpaling kepada Bapa dengan iman, dan yakin bahwa hal itu akan didengar.
Yesus mengajar kita memanggil Allah dengan sebutan "Bapa Kami" Tidak hanya "Bapa" atau "Bapaku" Para murid, meskipun mereka berdoa dengan cara mereka, tidak pernah terisolasi tidak juga menjadi yatim; mereka selalu menjadi anggota keluarga Tuhan.
Dalam doa bersama, di samping misteri anak Allah, ada juga misteri persaudaraan, seperti Bapa Gereja mengatakan: "Kamu tidak bisa memiliki Allah sebagai Bapa tanpa memiliki gereja sebagai ibu". Ketika berdoa bersama, Roh Kudus menyatukan para rasul di ruangan atas bersama dengan Maria, Bunda Allah, sehingga mereka dapat memusatkan pandangan mereka kepada wajah Tuhan dan belajar dari Dia rahasia hati-Nya.
Komunitas Sant'Egidio di seluruh dunia berkumpul bersama di berbagai tempat doa dan menghamparkan di hadapan Tuhan harapan dan penderitaan manusia yang lelah dan letih seperti yang di katakan oleh Injil (Mat. 9:37). Dalam kumpulan di masa lalu ini kita bisa melihat jumlah massa yang sangat besar di kota-kota modern ini, jutaan pengungsi yang terus melarikan diri dari negeri mereka, orang miskin yang terpinggirkan ke tepi kehidupan dan mereka yang menantikan seseorang yang akan merawat mereka. Berdoa bersama termasuk di dalamnya tangisan, seruan, permohonan, keinginan bagi damai, penyembuhan dan penebusan manusia di dunia ini. Doa tidak pernah sia-sia, doa terus menerus kepada Tuhan sehingga mengubah kecemasan menjadi harapan, air mata menjadi kegembiraan, putus asa menjadi kebahagiaan, dan kesepian menjadi persatuan. Semoga Kerajaan Allah hadir segera di antara manusia.