Kami Komunitas Sant'Egidio, satu organisasi awam Gereja Katolik, menyerukan pengakhiran segera terhadap praktik pemisahan anak-anak migran dari orangtua mereka di perbatasan Amerika Serikat. Kami sungguh sedih dan prihatin terhadap kehidupan anak-anak ini, dan semua anak, yang menderita trauma batin karena pemisahan dan kehilangan karena ketidakadilan dari kemiskinan, kerapuhan atau konflik.
Iman dan nurani kami menyerukan kami untuk mencari praktik-praktik imigrasi yang lebih berbelas kasih yang menghormati martabat yang melekat dari tiap-tiap orang yang meninggalkan tanah airnya demi mendapatkan keselamatan, keamanan ataupun kemakmuran. Kami menggemakan ucapan Paus Fransiskus yang mengatakan, "isu imigrasi bukan hanya berkenaan dengan jumlah, tetapi manusia, masing-masing dengan sejarah, budaya, perasaan dan cita-cita mereka masing-masing. Kita harus beranjak dari mempertimbangkan orang lain sebagai ancaman bagi kenyamanan kita menjadi menghargai mereka sebagai manusia yang pengalaman dan nilai-nilai hidupnya dapat memberikan sumbangsih besar bagi kekayaan masyarakat kita.
Kami meminta perhatian pada pengalaman penuh harapan dari komunitas kami dalam menciptakan Koridor Kemanusiaan untuk pengungsi dan pencari suaka di Eropa bersama dalam kemitraan dengan organisasi berbasis agama lainnya, LSM, dan pemerintah. Melalui prakarsa perintis ini, keluarga pengungsi dan individu dari Suriah, Ethiopia dan Irak telah mendapatkan jalur aman dan legal ke Italia, Prancis, Belgia, Andorra, dan Republik San Marino. Mereka sedang membangun kembali kehidupan mereka dengan bantuan dan dukungan prakarsa di komunitas tuan rumah. Koridor Kemanusiaan bukan satu solusi bagi semua permasalahan imigrasi dan krisis pemisahan paksa kita saat ini, tetapi merupakan suar harapan untuk apa yang bisa dicapai. Memang, pengalaman kami sebagai Komunitas Sant'Egidio — dalam membangun perdamaian dan kerja untuk keadilan di seluruh dunia - telah mengajarkan kami bahwa dunia yang lebih baik adalah satu keniscayaan. Hal itu membutuhkan komitmen untuk kemitraan, dialog, dan kecerdasan.
Kami menyerukan kepada pejabat AS yang terpilih, masyarakat madani, dan semua orang beriman untuk sabda bekerja sama dan mencari jalan kreatif bagi kebijakan dan praktik imigrasi yang lebih adil dan berbelas kasih. Dan kami mengajak setiap orang untuk bercermin terhadap kehidupan dan ucapan Yesus yang berbunyi: "Ketika aku lapar dan kamu memberi aku makan, ketika Aku haus dan kamu memberikan aku minum, ketika aku orang asing dan kamu menyambut Aku."