DOA HARIAN

Memory of Jesus crucified
Firman tuhan setiap hari
Libretto DEL GIORNO
Memory of Jesus crucified
Friday, September 25


Reading of the Word of God

Alleluia, alleluia, alleluia

This is the Gospel of the poor,
liberation for the imprisoned,
sight for the blind,
freedom for the oppressed.

Alleluia, alleluia, alleluia

Ecclesiastes 3,1-11

There is a season for everything, a time for every occupation under heaven: A time for giving birth, a time for dying; a time for planting, a time for uprooting what has been planted. A time for killing, a time for healing; a time for knocking down, a time for building. A time for tears, a time for laughter; a time for mourning, a time for dancing. A time for throwing stones away, a time for gathering them; a time for embracing, a time to refrain from embracing. A time for searching, a time for losing; a time for keeping, a time for discarding. A time for tearing, a time for sewing; a time for keeping silent, a time for speaking. A time for loving, a time for hating; a time for war, a time for peace. What do people gain from the efforts they make? I contemplate the task that God gives humanity to labour at. All that he does is apt for its time; but although he has given us an awareness of the passage of time, we can grasp neither the beginning nor the end of what God does.

 

Alleluia, alleluia, alleluia

The Son of Man came to serve,
whoever wants to be great
should become servant of all.

Alleluia, alleluia, alleluia

Being aware of the "season" is a sign of wisdom. By arranging the passage in seven pairs of polar-opposites, Qoheleth is trying to encompass the entirety of human life with its different "seasons" and "times." But human beings do not weave their own lives. We are not the ones who choose to be born or die, nor can we eliminate the "poles" that mark our lives. There is an order to everything, "For everything there is a season, and a time for every matter under heaven." The list presented by the author is meant to eliminate the idea of disorder. But it is not given to human beings to understand its meaning and even less to direct it. The text emphasizes the poverty of human knowledge. Existence is made up of different kinds of "doing", but it lacks meaning. People work to get results, to reach goals, and to construct the "world," but they are not its masters. Why should we tire ourselves out trying to obtain things when we cannot enjoy them? Qoheleth dismisses the idea that God could have made a mistake and recalls that "He has made everything suitable for its time." Consequently it is "suitable" to be born and it is "suitable" to die; it is "suitable" to love and even to hate, and so on. The whole of creation has its own inner harmony. Experience tells us that life is very hard to live (v. 10) and to understand: human beings cannot "find out what God has done from the beginning to the end." But God has placed "a sense of past and future into their minds." It is true that human beings cannot understand the meaning of the "seasons" that come one after the other, but they can grasp eternity, the "season" of God. It is through an awareness of their limits that human beings open up to the mystery of God, whose notice nothing can escape

FIRMAN TUHAN SETIAP HARI: KALENDER

Doa merupakan jantung kehidupan Komunitas Sant'Egidio dan merupakan prioritas yang paling penting. Di penghujung hari, setiap Komunitas Sant'Egidio, besar maupun kecil, akan berkumpul di sekeliling Tuhan untuk mendengarkan sabda-Nya. Sesungguhnya Sabda Allah dan doa merupakan landasan seluruh kehidupan Komunitas. Para rasul tidak bisa tidak selain tetap di sekitar kaki Yesus, seperti yang dilakukan oleh Maria dari Bethani, untuk menerima kasih dan belajar cara-Nya (Fil. 2:5).

Sehingga setiap malam, ketika Komunitas kembali ke kaki Tuhan, Komunitas mengulangi kata-kata dari rasul tak bernama: "Tuhan ajarkanlah kami cara berdoa" Yesus, Sang Guru, terus menjawab: "Ketika kamu berdoa, katakanlah: Abba, Bapa". Hal itu bukanlah satu seruan sederhana. Dengan kata-kata ini, Yesus membiarkan para murid untuk berperan serta dalam hubungan mereka sendiri dengan Bapa. Oleh sebab itu, fakta bahwa sebagai anak-anak Bapa yang bertahta di surga, muncul sebelum kata-kata yang mungkin kita ucapkan. Jadi doa di atas segalanya merupakan cara untuk menjadi manusia. Ini untuk mengatakan bahwa kita anak-anak yang berpaling kepada Bapa dengan iman, dan yakin bahwa hal itu akan didengar.

Yesus mengajar kita memanggil Allah dengan sebutan "Bapa Kami" Tidak hanya "Bapa" atau "Bapaku" Para murid, meskipun mereka berdoa dengan cara mereka, tidak pernah terisolasi tidak juga menjadi yatim; mereka selalu menjadi anggota keluarga Tuhan.

Dalam doa bersama, di samping misteri anak Allah, ada juga misteri persaudaraan, seperti Bapa Gereja mengatakan: "Kamu tidak bisa memiliki Allah sebagai Bapa tanpa memiliki gereja sebagai ibu". Ketika berdoa bersama, Roh Kudus menyatukan para rasul di ruangan atas bersama dengan Maria, Bunda Allah, sehingga mereka dapat memusatkan pandangan mereka kepada wajah Tuhan dan belajar dari Dia rahasia hati-Nya.

Komunitas Sant'Egidio di seluruh dunia berkumpul bersama di berbagai tempat doa dan menghamparkan di hadapan Tuhan harapan dan penderitaan manusia yang lelah dan letih seperti yang di katakan oleh Injil (Mat. 9:37). Dalam kumpulan di masa lalu ini kita bisa melihat jumlah massa yang sangat besar di kota-kota modern ini, jutaan pengungsi yang terus melarikan diri dari negeri mereka, orang miskin yang terpinggirkan ke tepi kehidupan dan mereka yang menantikan seseorang yang akan merawat mereka. Berdoa bersama termasuk di dalamnya tangisan, seruan, permohonan, keinginan bagi damai, penyembuhan dan penebusan manusia di dunia ini. Doa tidak pernah sia-sia, doa terus menerus kepada Tuhan sehingga mengubah kecemasan menjadi harapan, air mata menjadi kegembiraan, putus asa menjadi kebahagiaan, dan kesepian menjadi persatuan. Semoga Kerajaan Allah hadir segera di antara manusia.